top of page
  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon

Empat Gejala Utama Distress

  • bouzanzi
  • Apr 17, 2016
  • 2 min read

Di artikel sebelumnya kita sudah tahu bahwa stres itu wajar, normal, dan tidak selalu buruk bagi manusia. Kali ini bahasannya tentang stres yang berefek buruk bagi manusia, yakni distress.

Potensi terjadinya distress tergantung dari pengaruh stressor terhadap seseorang. Efek ini tidak akan pernah sama bagi orang yang satu dengan yang lainnya. Untuk itu, penting sekali mengetahui beberapa sumber utama stres, yang mungkin saja berakibat terjadinya distress pada seseorang.

Richard L. Daft (1995) mengatakan, beberapa sumber utama stres diantaranya: kerja yang berlebihan (overload), tidak adanya kejelasan (uncertainty), perubahan yang terus terjadi dengan cepat (changes rapidly), pertentangan peranan (role conflict), dan persaingan yang tidak sehat (negative competition).

Bila dipersempit lagi menjadi tipe-tipe stressor yang bisa berakibat terjadinya distress, berikut ini adalah beberapa contohnya.

- Kehilangan orang terdekat

- Kehilangan/tidak punya pekerjaan

- Perceraian

- Usaha bangkrut

- Sakit berkepanjangan

- Kena masalah hokum

- Cacat seumur hidup

- Sering dilecehkan/tidak diacuhkan

Gejala-gejala Distress

John Adair dalam bukunya 'Effective Time Management' menyebutkan beberapa gejala buruk seseorang yang sedang mengalami stres. Diantaranya adalah terlalu capek dan tertekan, susah tidur, kehilangan nafsu makan, gugup, sakit kepala, bahkan sampai impotensi.

Secara umum, gejala-gejala ini bisa dikelompokkan menjadi empat bagian utama: gejala fisik (physical symptom), gejala mental (mental symptom), gejala emosional (emotional symptom) dan gejala perilaku (behaviour symptom).

Banyak sekali gejala-gejala fisik distress yang bahkan bisa berakibat fatal bagi kesehatan. Dalam beberapa kasus yang serius bahkan bisa menyerang sistem saraf seseorang. Sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot, sakit di bagian leher, mulut kering, tremor, sering mual/mulas, kram perut, susah bernafas, sembelit, adalah beberapa contoh saja dari gejala-gejala fisik distress.

Pada gejala-gejala mental distress efeknya pun tidak lebih baik dari gejala-gejala fisik di atas. Seseorang yang mengalami distress cenderung merasa kesepian, sulit berkonsentrasi, mudah cemas, sering linglung, mudah lupa, merasa tertekan, hingga munculnya pikiran untuk bunuh diri.

Akibat dari gejala-gejala mental tersebut menyebabkan seseorang berubah secara emosi maupun perilaku kesehariannya. Inilah yang disebut dengan emotional symptom dan behaviour symptom pada distress. Bila tak segera diatasi bukan tidak mungkin kepribadian seseorang bisa berubah total 180 derajat.

Misalnya, orang yang mengalami distress secara emosional akan jadi gampang marah. Dengan begitu, perilaku sehari-harinya menjadi lebih agresif/kasar kepada orang di sekitarnya. Padahal, bisa jadi, sebelumnya ia tidak memiliki karakteristik seperti itu.

Contoh lain, orang yang dikenal ceria tiba-tiba mengalami distress. Gejala emosional yang muncul, misalnya, sering murung. Dan kemudian berdampak pada kesehariannya, yang biasanya mudah bergaul menjadi takut/enggan bersosialisasi dengan sesamanya.

Berikut ini beberapa gejala-gejala emosional dan perilaku pada distress.

Emotional Symptom Behaviour Symptom

- Depresi - Agresif

- Moody - Mengisolasi diri

- Disorientasi - Menghindari komitmen

- Frustrasi - Kurang/Bertambah nafsu makan

- Mudah Marah - Penggunaan alkohol dan obat-obatan

- Curiga Berlebihan - Suka berjudi

- Gelisah Berlebihan - Gila belanja

- Tekanan Batin - Sering berbohong

- Merasa Banyak Pikiran - Sulit tidur/insomnia dan bermimpi buruk

- Kurang Percaya Diri/Minder - Menurunnya gairah seksual

Demikian empat gejala utama distress yang bisa terjadi pada seseorang. Gejala-gejala di atas kadarnya berbeda-beda pada tiap individu. Semua tergantung pada jenis stressor yang dihadapi dan tingkat keparahan distress itu sendiri.

Semoga bermanfaat.

Sumber bacaan:

Adair, John (2012). Effective Time Management (Revised Edition). UK: Pan Mc Millan

Daft, Richard (2006). Organization Theory and Design (9th Edition). US: Cengage Learning

Makalah “The Doctor’s Guide to Instant Stress Relief: A Psychological and Medical System” versi ebook.


Comments


About Me.

Suka berpetualang, peminat filsafat, psikologi, dan segala hal yang bikin pusing kepala.

  • Black Facebook Icon
  • Black Instagram Icon
  • Black Twitter Icon
Never Miss a Post!

A Goal Without a Plan is Just a Wish

Milanisti Tulen, Traveler Blogger, Adventurous Sejati

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Kunjungi blog kompasianaku

bottom of page