top of page
  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon

Met Ultah, Pakde Jokowi

  • bouzanzi
  • Jun 21, 2016
  • 3 min read

Kepada

Yang Terhormat Bapak Joko Widodo

Dimanapun bapak berada

Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-55. Semoga bapak diberikan kekuatan dalam menjalankan amanah yang mahaberat ini.

Tujuan utama saya menulis surat ini hanya ingin curhat kepada bapak. Saya tahu bahwa bapak punya akun Twitter dengan nama @jokowi Juga saya tahu bahwa bapak juga sudah memberikan nomor khusus kepada masyarakat yang ingin berkeluhkesah ke bapak presiden.

Tapi, saya hanya warga biasa. Kuota internet yang saya beli terlalu sayang bila hanya mention akun bapak. Apalagi saya pesimis mention saya akan berbuah balasan. Saya juga tak punya cukup uang bulanan untuk alokasi dana pulsa khusus sms dan/atau menelepon bapak. Jadi, surat ini satu-satunya media saya berkomunikasi.

Saya mulai saja, pak. Saya ini salah satu pemilih Pak Jokowi saat Pilpres tahun lalu. Awalnya, saya gembira dan antusias dengan terpilihnya bapak sebagai Presiden RI yang ketujuh. Namun, seiring waktu berjalan, saya merasa telah menyesal memilih bapak. Apa sebabnya? Soal pekerjaan, saya tidak akan komplain karena memang bukan bidang saya.

Soal bapak memilih menteri yang urakan, seperti Ibu Pudjiastuti, saya tidak berkeberatan. Soal bapak dulu ngotot menunjuk Budi Gunawan sebagai calon Kapolri pun, saya merasa oke-oke saja.

Satu hal yang membuat saya kecewa ialah soal sikap bapak yang (tidak) berubah. Bapak tentu sadar bahwa sebagai orang nomor satu di Indonesia, bapak akan selalu jadi contoh bagi masyarakat. Inilah letak masalahnya, Pak Jokowi.

Pertama mengapa bapak masih saja bersikap begitu sederhana. Bahkan sikap bapak ini jadi tertular ke anak laki-laki bapak yang belum lama ini menikah. Sebagai seorang warga Indonesia, saya merasa heran sekaligus agak malu dengan acara resepsi pernikahan anak bapak.

Bapak sadar gak sih, yang menikah itu anak bapak; anak seorang presiden. Harusnya royal wedding seperti itu dikemas dengan megah dan mewah. Apalagi yang menjadi saksi nikahnya hanya seorang Ketua RW. Sekelas Pak Presiden itu minimal Pak Obama atau Ibu Merkel yang jadi saksi nikahnya.

Kedua, bapak itu presiden. Berhak untuk dihormati dan dinomorsatukan. Mengapa pula bapak masih rela antre untuk ambil makanan di acara buka bersama anak yatim. Ah, kalau sekadar nyuruh panitia mengambilkan makanan, pastilah bakal dituruti. Atau menyelak barisan tanpa permisi pun anak-anak pasti ikhlas memberikan ruang. Tapi, mengapa Pak Jokowi? Mengapa?

Terakhir, dan saya pikir ini fatal, saat bapak menghadiri acara istighosah Nahdlatul Ulama di Istiqlal. Terkesan bapak itu pilih kasih kepada warga Indonesia. Mengapa saat Ustadz Felix Siauw, HTI, dan kawan-kawan mengadakan acara Muktamar Khilafah di GBK, bapak tidak ada? Seharusnya sebagai seorang presiden, bapak wajib mengayomi segenap bangsa Indonesia. Entah itu diundang ataupun tidak, bapak seharusnya datang.

Lagian, bapak ini kan, agamanya Islam. Sebagai saudara sesama muslim, sangat wajar bila bapak mendukung agenda HTI itu. Hitung-hitung juga untuk bekal bapak nyalon di 2019 nanti. Konon, yang hadir di GBK dan pendukung khilafah kemarin itu, sebagian besarnya pendukung mantan lawan bapak di 2014. Jumlahnya cukup banyak, bukan?

Terlebih lagi, Islam Nusantara yang bapak banggakan itu, tidak mempermasalahkan status keagamaan seorang pemimpin, loh. Nanti bila Pak Ahok serius mencalonkan diri di 2019, kan bapak juga yang akan kelabakan.

Masih ada sisa waktu lebih kurang 4 tahun lagi bagi bapak untuk benar-benar berubah. Gunakan kekuasan yang ada pada bapak ini sebaik-baiknya. Minimal pikirkan kesejahteraan keluarga bapak terlebih dahulu. Seperti pemimpin-pemimpin kebanyakan.

Kalau rakyat kecil, seperti saya ini, gak usah dipikirkan, pak. Bapak hanya harus ingat kepada mereka yang berjasa membawa bapak hingga ke tempat sekarang ini. Dengar-dengar, masih ada lowongan jabatan yang diperebutkan, ya Pak?

Sekian.


Comments


About Me.

Suka berpetualang, peminat filsafat, psikologi, dan segala hal yang bikin pusing kepala.

  • Black Facebook Icon
  • Black Instagram Icon
  • Black Twitter Icon
Never Miss a Post!

A Goal Without a Plan is Just a Wish

Milanisti Tulen, Traveler Blogger, Adventurous Sejati

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Kunjungi blog kompasianaku

bottom of page